Sabtu, 02 November 2013

artikel 2D. FLU BURUNG 1. Pengertian Avian Influenza (AI) atau yang lebih dikenal dengan sebutan flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat ditularkan pada manusia. Saat ini diketahui bahwa penyebab flu burung adalah Highly pathogenic Avian Influenza Virus , ini terlihat dari hasil studi yang menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus influenza H5N1 dalan jumlah besar pada kotorannya. 2. Penyebab Penyebab flu burung adalah virus Avian Influenza H5N1. Reservoar allami virus ini adalah unggas liar yang bermigrasi, tetapi hewan tersebut resisten terhadap penyakit yang diakibatkan oleh virus ini.Menurut WHO, kontak hewan tersebut dengan hewan ternak mengakibatkan epidemic flu burung dikalangan unggas. Penularan penyakit terjadi melalui udara dan eksreta (kotoran, urin, dan ingus) unggas yang terinfeksi. Salah satu karakteristik dari virus ini adalah kemampuannya untuk bertukar, bercampur, dan bergabung dengan virus influenza strain lain sehingga menyebabkan munculnya strain baru yang berbahaya bagi manusia. 3. Gejala dan Diagnosis Gejala pada tersangka flu burung adalah demam, anoreksia, pusing, gangguan pernapasan, nyeri otot, dan mungkin konjungtivitis yang terdapat pada pasien dengan riwayat kontak dengan unggas. Gejala tersebut tidak khas dan mirip dengan gejala flu lainnya, tetapi


  1. FLU BURUNG
1.    Pengertian
Avian Influenza (AI) atau yang lebih dikenal dengan sebutan flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat ditularkan pada manusia. Saat ini diketahui bahwa penyebab flu burung adalah Highly pathogenic Avian Influenza Virus , ini terlihat dari hasil studi yang menunjukkan bahwa unggas yang sakit mengeluarkan virus influenza H5N1 dalan jumlah besar pada kotorannya.
2.    Penyebab
Penyebab flu burung adalah virus Avian Influenza H5N1. Reservoar allami virus ini adalah unggas liar yang bermigrasi, tetapi hewan tersebut resisten terhadap penyakit yang diakibatkan oleh virus ini.Menurut WHO, kontak hewan tersebut dengan hewan ternak mengakibatkan epidemic flu burung dikalangan unggas. Penularan penyakit terjadi melalui udara dan eksreta (kotoran, urin, dan ingus) unggas yang terinfeksi.
Salah satu karakteristik dari virus ini adalah kemampuannya untuk bertukar, bercampur, dan bergabung dengan virus influenza strain lain sehingga menyebabkan munculnya strain baru yang berbahaya bagi manusia.
3.    Gejala dan Diagnosis
Gejala pada tersangka flu burung adalah demam, anoreksia, pusing, gangguan pernapasan, nyeri otot, dan mungkin konjungtivitis yang terdapat pada pasien dengan riwayat kontak dengan unggas. Gejala tersebut tidak khas dan mirip dengan gejala flu lainnya, tetapi
secara cepat gejala menjadi berat dan dapat menyebabkan kematian karena terjadi peradangan paru. Masa inkubasinya adalah 1-3 hari.
Diagnosis flu burung adalah:
a.    Kasus tersangka
·         Demam >38°C, batuk, nyeri tenggorokan
·         Pernah kontak dengan penderita flu burung
·         Kurang dari seminggu terakhir pasien pernah mengunjungi peternakan.
b.    Kasus ‘mungkin’
Kasus tersangka dengan hasil laboratorium tertentu positif untuk virus flu burung dan tidak terbukti adanya penyebab lain.
c.    Kasus pasti
·         Hasil kultur virus H5N1
·         Pemeriksaan PCR influenza H5 positif, atau
·         Peningkatan titer antibody spesifik H5 sebesar empat kali.
·         Pemeriksaan laboratorium (mengisolasi virus dari usap tenggorokan, tonsil, faring), tes serologi, merujuk ke laboratorium litbangkes.
1.    Pengobatan
a.    Suportif          : vitamin, misalnya vitamin C dan B kompleks
b.    Simtomatik    :  analgesic, antitusif, mukolitik.
c.    Antibiotic
Penggunaan anti virus sangat membantu, terutama pada 48 jam pertama, karena virus akan menghilang sekitar 7 hari setelah masuk kedalam tubuh.
1.    Pencegahan
a.    Peternak
1)    Orang yang kontak dengan unggas harus menggunakan masker, baju khusus, dan kaca mata renang.
2)    Membatasi orang yang masuk dalam peternakan.
3)    Mendisinfeksi orang dan kendaraan yang masuk kepeternakan.
4)    Mendisinfeksi peralatan peternakan
5)    Mengisolasi kandang dan kotoran dari lokasi peternakan.
b.    Masyarakat umum
1)    Memilih daging yang baik dan segar.
2)    Memasak daging ayam minimal 80°C selama satu menit dan telur 64°C selama 5 menit.
3)    Menjaga kesehatan dan ketahanan umum tubuh dengan makan, olahraga, dan istirahat yang cukup.
4)    Segera ke dokter, puskesmas, atau rumah sakit bagi masyarakat yang mengalami gejala-gejala yang telah dikemukakan diatas.


artikel ISPA


  1. INFEKSI SALURAN NAPAS ATAS (ISPA)
1.    Pengertian
ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas dengan perhatian khusus pada radang paru (pneumonia), dan bukan penyakit telinga dan tenggorokan. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak. Dari hasil pengamatan epidemiologi diketahui bahwa angka kesakitan di kota lebih besar daripada angka kesakitan di desa.
a.    Bukan pneumonia
Mencakup kelompok pasien balita dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam.
b.    Pneumonia
Didasarkan pada adanya batuk dan atau kesukaran bernapas. Diagnosis gejala ini berdasarkan umur. Batas frekuensi napas cepat pada anak berusia dua bulan <1 tahun adalah 50 kali per menit dan untuk anak usia 1 sampai <5 tahun adalah 40 kali per menit.
a.    Pnemonia berat
Didasarkan pada adanya batuk atau kesukaran bernapas disertai sesak napas atau tarikan dinding dada bagian bawah ke arah dalam pada anak berusia dua bulan sampai <5 tahun.
Hasil SKRT tahun 1992 menunjukkan bahwa angka mortalitas pada bayi akibat penyakit ISPA menduduki urutan pertama (36%), dan angka mortalitas pada balita menduduki urutan kedua (13%).
1.    Penyebab
ISPA dapat disebabka oleh semua agent penyakit ( bakteri, virus, dan jamur), dan dapat pula disebabkan oleh factor lingkungan seperti makanan, asap kendaraan, cairan amnion saat lahir, benda asing, dan lain-lain.
2.    Program Pemberantasan
a.    Kebijaksanaan
Menemukan dan mengobati ISPA secara dini demngan melibatkan lintas program dan lintas sektor.
b.    Strategi
1)    Menemukan dan mengobati ISPA sejak dini dan secara tepat
2)    Kerja sama lintas program dan lintas sector yang melibatkan peran serta masyarakat terutama kader
3)    Dukungan pelayanan kesehatan yang memadai